Karbon dioksida (CO2) paling sering digunakan untuk alat pemadam karena aman, tidak beracun, dan tidak mudah terbakar dalam konsentrasi rendah.”
Alat pemadam api CO2 mengandung karbon dioksida murni yang merupakan bahan pemadam yang bersih, tidak meninggalkan residu. Cocok untuk kebakaran cairan yang mudah terbakar kelas B (bensin, oli, pelarut), dan direkomendasikan untuk digunakan pada peralatan listrik hidup.
Alat pemadam karbon dioksida (CO2) digunakan untuk kebakaran listrik. Mereka bekerja dengan menggantikan oksigen di udara, mencekik api dan mencegahnya menyebar. Alat pemadam karbon dioksida juga dapat digunakan untuk menangani kebakaran kelas B yang disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar seperti bensin, minyak dan pelarut.
Peralatan listrik umumnya digunakan di sebagian besar jenis properti. Oleh karena itu, kemungkinan Anda perlu memasang setidaknya satu alat pemadam karbon dioksida. Alat pemadam CO2 harus ditempatkan di dekat sumber risiko kebakaran atau di dekat pintu keluar kebakaran di area seperti kantor, dapur, ruang server dan tempat dengan peralatan dan perlengkapan listrik.
Kelebihan Dan Kekurangan Fire Extinguisher Carbondioxide
Keuntungan Alat Pemadam Karbon Dioksida
- Carbondioxide adalah gas non korosif, tidak mengandung bahan padat sehingga agen pemadam sangat bersih.
- Tidak menghantarkan listrik.
- Tidak meninggalkan residu apapun. Alat pemadam api Co2 sangat bagus untuk digunakan di dapur karena memiliki risiko yang lebih kecil untuk mencemari area persiapan makanan.
- Memiliki masa pakai paling lama dari sebagian besar alat pemadam, 10 tahun sebelum perpanjangan layanan perlu dilakukan.
Kekurangan Alat Pemadam Karbon Dioksida
- Carbondioxide adalah gas paling beracun dalam hal kesehatan manusia. Ini adalah gas yang sangat menyesakkan, yang konsentrasinya bahkan 9% di udara pernapasan akan membuat seseorang tidak sadarkan diri dalam beberapa menit, pertimbangan khusus harus diambil sebelum memasang di ruang terbatas.
- Fire Extinguisher Carbondioxide dapat memadamkan api cair yang mudah terbakar tetapi tidak cocok untuk digunakan pada padatan yang mudah terbakar, gas yang mudah terbakar.
- Tidak ada keamanan pasca kebakaran sehingga cairan yang mudah terbakar dapat meledak kembali
- Jika digunakan secara tidak benar, luka bakar beku dapat terjadi.
Cara Menggunakan Fire Extinguisher Carbondioxide (CO2)
- Pastikan Anda menjaga jarak yang aman dari api (sesuai ketentuan adalah 2 meter), kemudian lepaskan pin pengaman dan segel.
- Sebelum melakukan pemadaman, pastikan isi Fire Extinguisherdalam keadaan utuh dan siap digunakan serta memastikan pin terkunci.
- Tekan Fire Extinguisher dengan catatan; bila bahan yang mudah terbakar, gunakan tehnik sapu dari bawah dasar api dan sapu semua pada area yang terbakar. Bila pada kebakaran listrik, terlebih dahulu padamkan saklar listrik kemudian pasang dan arahkan selang untuk dilakukan penyemprotan dengan Fire Extinguisher.
- Jangan pegang ujung nozzle selang pemadam karena sangat dingin dan melekat.
- Gerakkan ujung selang menyapu ke kiri dan ke kanan.
- Pastikan tidak ada lagi api yang menyala ketika Fire Extinguisher telah digunakan.
Cara Kerja APAR CO2 dalam Memadamkan Api Kebakaran
APAR CO2 dapat diaplikasikan untuk mengatasi kebakaran kelas B dan C. Namun, alat pemadam api ini lebih sering dimanfaatkan untuk menangani kebakaran akibat masalah elektrikal, yaitu kebakaran kelas C. Hal ini karena sifat APAR CO2 yang non-konduktif dengan listrik. Lalu, bagaimana cara kerja APAR CO2?
Pada awalnya, media APAR CO2 adalah berbentuk cair. Setelah tekanan keluar dari tabung pemadam api dan media CO2 terkena suhu ruangan, maka CO2 akan segera berubah bentuk menjadi gas. Perubahan karakteristik CO2 ini terbentuk karena adanya proses sublimasi. Alasan nyata kenapa APAR CO2 bisa memadamkan api adalah suhu CO2 yang rendah (-50 °C) mampu melawan suhu api yang tinggi. Hal ini akan menghasilkan efek pendinginan pada titik api secara intens. Selain itu, gas CO2 juga lebih berat dibandingkan oksigen.
Ketika CO2 ditembakkan ke area titik api, maka CO2 akan langsung menggantikan oksigen. Padahal, oksigen sangat dibutuhkan agar api bisa tetap menyala karena termasuk sebagai unsur pembentuk api. Sesuai dengan teori segitiga api bahwa apabila salah satu unsur pembentuk api dihilangkan, maka api bisa padam. Berdasarkan teori segitiga api, unsur-unsur pembentuk api adalah sumber panas, oksigen, dan bahan bakar. Saat oksigen terhalang oleh CO2, maka tidak bisa bereaksi dengan bahan bakar dan sumber panas untuk membentuk api. Hal inilah yang kemudian membuat api bisa segera padam.